Daftar Blog Saya

Tipe-Tipe dalam Pengambilan Keputusan

Pengertian
Menurut Terry (Syamsi, 1995) pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih, tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang memungkinkan. Hal ini didukung oleh pernyataan Siagian (dalam Syamsi, 1995) bahwa pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.



Fase-fase Pengambilan Keputusan

§  Fase Inteligensi
Inteligensi dalam pengambilan keputusan meliputi pemindaian (scanning) lingkungan, baik secara bertahap maupun terus-menerus. Inteligensi mencakup berbagai aktifitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang masalah (termasuk juga memonitor hasil dari fase implementasi).

Fase inteligensi dimulai dengan identifikasi terhadap tujuan dan sasaran organisasional yang berkaitan dengan isu yang terkait dan menentukan apakah tujuan tersebut telah terpenuhi. Pada fase pertama ini, sesorang berusaha menetukan apakah ada suatu masalah, mengidentifikasi gejala-gejalanya, menentukan keluasannya, dan mendefinisikan secara eksplisit.

§  Fase Desain
Fase ini meliputi kegiatan menemukan atau mengembangkan dan menganalisa kemungkinan alternatif solusi. Termasuk kegiatan memahami masalah dan menguji beberapa kemungkinan solusi. Sebuah model dari masalah dalam pengambilan keputusan dibangun, diuji dan divalidasi.

Membuat model meliputi kegiatan mengkonseptualisasikan masalah dan menyederhanakannya ke dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif.

§  Fase Pilihan
Fase pilihan merupakan tahapan kritis dalam pengambilan keputusan. Fase pilihan adalah fase dimana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti tindakan tertentu. Batasan antara fase pilihan dan desain seringkali tidak jelas, karena ada beberapa aktivitas tertentu dapat dilakukan selama ke dua fase ini dank arena seringkali seseorang berpindah dari aktivitas pilihan ke aktifitas desain.

Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model.

§  Fase Implementasi
Dalam fase ini, sebuah tindakan dilakukan sebagai bentuk realisasi dari pemilihan sebuah solusi dari masalah yang ada. Pada awal tahun 1970an, Scott Morton merumuskan konsep Sistem Penunjang Keputusan adalah sistem interaktif berbasis komputer yang membantu mengambil keputusan memanfaatkan data dan model untuk memecahkan masalah yang tidak terstruktur. (Gory and Scott Morton,1971;Effraim,2007).

Proses pengambilan keputusan

Janis (1987) mengemukakan lima tahapan dalam mengambil keputusan, yaitu:

1. Appraising the Challenge
Ketika individu dihadapkan pada suatu informasi atau kejadian yang menyita perhatian tentang sebuah keyataan bahwa ia akan kehilangan, individu cenderung tetap menggunakan suatu sikap yang tidak memperdulikan serangkaian kegiatan yang diikuti untuk mendapatkan kepuasan dalam dirinya sendiri. Informasi yang menantang menghasilkan krisis sementara, jika individu memulai untuk menimbang kebijakan untuk melanjutkan masalah. Pada tahap individu mulai merasa tidak nyaman berada dalam kondisi tertentu dan ia menyadari adanya kesempatan dan tantangan untuk berubah. Individu mulai memahami tantangan serta apa manfaat tantangan tersebur bagi dirinya.

Pemahaman yang baik akan tantangan yang dihadapi penting, agar pengambil keputusan terhindar dari asumsi-asumsi yang salah atau sikap terlalu memandang remeh masalah yang kompleks.

2. Surveying Alternatives
Ketika individu telah percaya diri (yakin) dalam menentukan kebijakan yang dipilih, maka individu akan mulai memfokuskan perhatian pada satu atau lebih pilihan. Menerima permasalahan, individu mulai mencari pilihan-pilihan tindakan yang akan dilakukan di dalam memorinya, mencari saran dan informasi dari orang lain mengenai bagaimana cara untuk mengatasi ancaman tersebut. Individu biasanya mencari saran dari apa yang diketahui orang yang ia kenal baik dan menjadi lebih perhatian pada informasi yang berkaitan pada media massa. Individu lebih menaruh perhatian pada rekomendasi berupa saran-saran untuk menyelesaikan permasalahan, meskipun saran tersebut tidak sesuai dengan keyakinannya sekarang ini.

3. Weighing Alternatives
Individu yang mengambil keputusan pada tahap ini melakukan proses pencarian dan evaluasi dengan teliti, berfokus pada mendukung atau tidaknya pillihan-pilihan yang ada untuk menghasilkan tindakan terbaik. Dengan waspada individu membicarakan keuntungan dan kerugian dari masing-masing pilihan hingga individu tersebut merasakan percaya diri dan yakin dalam memilih satu yang dinilai objektif. Individu berusaha memilih alternatif yang terbaik di antara pilihan alternatif yang tersedia baginya. Ia mempertimbangkan keuntungan, kerugian serta kepraktisan dari tiap-tiap alternatif hingga ia merasa cukup yakin untuk memilih satu alternatif yang menurutnya paling baik dalam upayanya mencapai tujuan tertentu. Adakalanya saat ia mempertimbangkan alternatif-alternatif secara bergantian, ia merasa tidak puas dengan semua alternatif yang ada. Ia menjadi stress dan dapat kembali ke tahap dua.

4. Deliberating About Commitment
Setelah memutuskan, individu akan mengambil sebuah perencanaan tindakan tertentu untuk dilaksanakan, pengambil keputusan mulai memikirkan cara untuk mengimplementasikannya dan menyampaikan keinginannya tersebut kepada orang lain. Disamping itu, ia juga mempersiapkan argumen-argumen yang mendukung pilihannya tersebut khususnya bila ia berhadapan dengan orang-orang yang menentang keputusannya tersebut, dikarenakan pengambil keputusan menyadari bahwa cepat atau lambat orang-orang pada jaringan sosialnya yang tidak secara langsung terkena dampak seperti; keluarga, teman, akan mengetahui tentang keputusan tersebut.

5. Adhering Despite Negative Feedback
Banyak keputusan memasuki periode ”Honeymoon”, dimana pengambil keputusan sangat bahagia dengan pilihan yang ia ambil dan menggunakannya tanpa rasa cemas. Tahapan kelima ini menjadi setara dengan tahapan pertama, dalam rasa dimana masing-masing kejadian atau komunikasi yang tidak diinginkan membangun negative feedback yang merupakan sebuah permasalahan potensial untuk mengambil kebijakan yang baru. Tahap kelima menjadi berbeda dengan tahap pertama dalam kejadian ketika sebuah masalah sangat berpengaruh atau sangat kuat dan memberikan respon postitif pada pertanyaan pertama, fokus pada resiko serius ketika tidak dibuat perubahan, pengambil keputusan hanya tergoncang sesaat meskipun permasalahan lebih ia pilih diselesaikan dengan keputusan sebelumnya.
.
Teknik Pengambilan Keputusan
1. Operation Research
merupakan dengan menggunakan suatu metode-metode scientific (yang terdiri dari teknik-teknik matematis) dalam analisis dan pemecahan suatu maslah tertentu, penerapan dalam teknik ini yaitu usaha inventarisasi.
2. Linear Programming
merupakan dengan memakai rumus-rumus matematik yang disebut juga dengan vector analysis.
3. Gaming War Games
merupakan dengan teori yang biasa dipakai dalam menentukan strategi.
4. Probability
merupakan dengan sebuah teori kemungkinan yang bisa diterapkan pada kalkulasi rasionalitas hal-hal yang tidak normal, dalam mengenai sebuah keputusan yang dipertimbangkan dan diperhitungkan.
5. Rangking and statistical weighting
Yaitu dengan cara:
  • Menempatkan berbagai faktor yang akan mempengaruhi suatu keputusan akhir
  • menimbang suatu faktor-faktor yang bisa dibandingkan dan yang tercakup didalam setiap alternatif.

Tipe-tipe Pengambilan Keputusan

Tipe Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
1.      Keputusan terprogram/keputusan terstruktur :
Keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen tingkat bawah. Contoh : keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang,dll.

2.      Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur :
keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini sering bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang terperinci. Contoh : Keputusan membeli sistem komputer yang lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.

3.      Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur :
keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
Contoh Studi Kasus

Studi Kasus NOKIA
Akar Nokia berasal dari sebuah perusahaan papermill di Finlandia Barat Daya yang didirikan Fredrik Idestam pada tahun 1865. Tak jauh dari tempat itu pada 1898 berdiri perusahaan Finnish Rubber Works Ltd. dan kemudian pada 1912 beroperasi Finnish Cable Works. Pada tahun 1967 ketiga perusahaan tersebut merger membentuk Nokia Corporation. Markas besar Nokia terletak di Keilaniemi, Espoo, Finlandia.
Pada 1970-an Nokia terlibat dalam industri telekomunikasi dengan mengembangkan Nokia DX 200, sebuah digital swith untuk peralatan telepon. Nokia kemudian memperkuat posisinya pada era 1980-an dalam telekomunikasi dan peralatan elektronika dengan mengakuisisi Mobira, Salora, Televa dan Luxor dari Swedia.
Nokia juga menawarkan computer PC bernama Mikro Mikko tetapi kemudian menjualnya ke International Computer Ltd (ICL) yang kemudian menjadi bagian dari Fujitsu, di bawah pengelolaan Fujitsu-Siemens AG. Nokia kemudian mengembangkan telepon seluler untuk NMT Network, sayangnya, perusahaan mengalami masalah keuangan tahun 1990-an sehingga akhirnya memutuskan berkonsentrasi ke bisnis telepon seluler dan melakukan divestasi di bisnis televise dan komputer PC.
Tahun 1987 Nokia menguasai operasi dan bagian bisnis komponen dari German Standard Elektrik Lorenz begitu pula perusahaan elektronik Perancis Oceanic. Pada tahun itu juga Nokia membeli perusahaan mesin kabel Swiss bernama Maillefer. Pada akhir 1980-an Nokia menjadi perusahaan teknologi informasi terbesar di Skandinavia dengan mengakuisisi divisi system data milik Ericsson. Kemudian pada 1989 Nokia melakukan ekspansi di industri kabel ke benua Eropa dengan menguasai pabrik kabel Belanda NKF.
Pada tahun 1992 Jorma Ollila, CEO Nokia, menetapkan strategi yang mereka sebut sebagai “an all out strategy” dengan melakukan fokus pada bisnis telekomunikasi. Ollila kemudian menetapkan untuk menggenjot produksi telepon seluler GSM. Pada 1994 Nokia masuk ke bursa saham New York.
Nokia memiliki budaya perusahaan yang dikenal sebagai Nokia Way yang didalamnya memasukkan kecepatan dan fleksibilitas dalam pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi jaringan yang ramping. Nokia memberikan kesempatan yang sama serta keterbukaan disamping kepemimpinan manajemen dan partisipasi karyawan.
Nokia adalah sebuah kelompok teknologi telepon seluler yang memiliki pemikiran maju dengan mengeluarkan jutaan dolar untuk biaya riset dan pengembangan serta membanggakan produknya sebagai “yang pertama di pasar” dengan aplikasi-aplikasi terbaru. Meski terletak di Finladia bahasa Inggris menjadi bahasa pengantar di antara para karyawan di perusahaan. Nilai-nilai yang menjadi pegangan Nokia adalah Customer Satisfaction, Respect, Achievement, dan Renewal.
Prestasi Nokia antara lain menjadi pelopor dalam industri telepon mobil. Nokia 6100 menjadi ponsel terkecil di dunia dengan daya tahan baterei paling lama danm tampil sebagai bintang. Sementara itu, Nokia 9000 menjadi telepon seluler pertama yang mampu menjelajah web di Internet.
Langkah sukses Nokia diawali dengan menjual Total GSM System (mobile phone dan infrastructure base station). Nokia pun menjadi satu dari dua besar pemasok GSM based celluler networks. Pada tahun 1997 ia menjadi produsen telepon seluler terbesar kedua di dunia dengan total penjualan bersih 1997 mencapai US$ 9,8 miliar serta menjadi pabrikan di tiga benua di lebih dari 10 negara.
Kelebihan lainnya ponsel Nokia digunakan di lebih dari 30 negara dan teknologi GSM Nokia dipakai oleh 72 operator di lebih dari 36 negara. Sedangkan, Nokia Fixed Network System dipakai di lebih dari 50 negara. Pusat R&D Nokia terdapat di empat benua serta memiliki 41.000 pegawai di seluruh dunia. Setiap 1 dari 4 pegawai Nokia bekerja di bagian R&D.
Sebagai produsen ponsel Nokia bertarung denga dua raksasa yakni Motorola dan Ericsson. Sementara pemain-pemain lain seperti Samsung, Philips, Siemens dan Panasonic bersusah payah untuk meraih posisi terhormat itu.
Motorola Ericsson Nokia

  • Penjualan 1997 US$ 29,8 US$ 21,1 US$ 9,84
  • Persen kenaikan 6,5 % 35 % 34 %
  • Laba operasi US$ 1,95 US$ 2,37 US$ 1,58
  • Persen pertumbuhan Datar 75 % 98 %
Dua motor penggerak Nokia adalah telepon seluler dan base station. Keduanya menyumbang 88 persen dari penjualan Nokia. Meningkat dari US$ 2,1 miliar pada tahun 1993 menjadi US$ 8,7 miliar pada 1997. Kondisi itu membuat investor kemudian ramai-ramai membeli saham Nokia. Apa yang membuat Nokia sukses? Tidak lain karena Nokia memiliki mimpi. Sehingga ketika pasar telepon seluler meledak Nokia sudah lebih siap dari para pesaingnya.
Visi Jorma Ollila, CEO Nokia Corporation adalah untuk menjadikan Nokia nomor satu dalam penjualan telepon seluler, pertumbuhan dan return on capital employed. Nokia juga pertama dalam teknologi 3G.
Jorma Ollila melakukan langkah-langkah jitu sebagai berikut. Pertama, fokus. Pada tahun 1996 Nokia melakukan perampingan bisnis dengan menjual bisnis kabel dan televise berwarna miliknya. Dengan demikian Nokia mampu berkonsentrasi pada bisnis inti yang menjadi kompetensinya. Kedua, memacu inovasi dan kreatifitas melebihi para pesaingnya. Nokia membangun pusat R&D di Finlandia dan membangun jaringan pemasok dari seluruh dunia. Agar pertumbuhan penjualan dan laba pada tingkat 25-30 %, Nokia harus memacu R&D dengan mengeluarkan model baru pada tingkat yang sangat cepat. Kecepatan (speed) menjadi perhatian Nokia sehingga pada waktu itu mampu melempar produk baru ke pasar setiap 35 hari. Ketiga, mengerti kebutuhan pelanggan dengan cara mendengar.
Pada musim semi 1996 tim riset khusus berkumpul di Salo, Helsinki dengan tugas untuk mempelajari apa keinginan dan kebutuhan konsumennya (consumer needs and want).Target waktu ditetapkan 20 bulan. Launching dilakukan November 1997 di Beijing, RRC. Hasilnya berupa Nokia 6100 yang diluncurkan tepat waktu dan menjadi bintang telepon seluler karena terjual hingga 3 juta unit serta digunakan AT&T untuk program promosinya di AS.
Jorma Ollila, CEO Nokia Corporation berpendapat, “Orang cenderung menjadi keenakan dan merasa puas diri sehingga mereka perlu menerjuni sesuatu yang baru yang tidak dimengerti dan perlu dorongan untuk menumbuhkan insting mereka yang terkuat, yang sangat diperlukan mempertahankan kelangsungan hidup.”
Pada tanggal 1 Juli 1998, Ollila mengumpulkan sekitar 40 eksekutifnya, merombak jabatan mereka dan memberi mereka tugas baru untuk memposisikan Nokia menghadapi abad 21 yang akan datang. Removing people from their comfort area bagi Ollila bukan menjadikan orang slip and you die melainkan slip and you grow.
Nokia menjadi merek nomor satu di berbagai pasar di seluruh dunia mengalahkan dominasi Motorola. Produk Nokia sukses di pasar tanpa perlu menggunakan sub brand melainkan lebih berkosentrasi pada corporate brand, memberikan produk individu sebuah merek generik. Pembedanya terletak pada seri nomor dari produk itu, yang bahkan tidak ditampilkan di produk itu sendiri. Jadi kekuatannya terletak pada corporate brand.
Sementara merek lainnya mengalami kegagalan, Nokia meraih kesuksesan disebabkan karena mengandalkan pada teknologi yang mau mengerti pada penggunanya serta melibatkan manfaat emosional pelanggan. Nokia memiliki banyak karakteristik pribadi bagi mereknya, tetapi para pekerjanya tidak perlu mengingat karakteristik itu. Mereka, sebaliknya, haris selalu mengingat semua impresi yang ada dalam daftar atribut produk yang harus dilakukan pada waktu Anda memikirkan orang yang hendak Anda temui.
Saat fokus pada customer relationship, maka kepribadian Nokia bagaikan sahabat yang dapat dipercaya. Membangun pertemanan dan kepercayaan merupakan jantung dari merek Nokia. Sedangkan dimensi manusia diciptakan melalui kepribadian merek pada strategi positioning merek.
 Ketika meletakkan merek di tengah keramaian telepon seluler di pasar maka pesan yang disampaikan harus jelas dengan membawa serta teknologi dan sisi manusiawi pada komunikasinya dengan sangat kuat. Pesan spesifik yang disampaikan dalam tiap iklan dan komunikasi iklan adalah “Only Nokia Human Technolgy enables you to get more out of life.
 Dalam kesempatan lain, Nokia menampilkan tag line berbunyi : “We call this human technology”. Pesan sebagai “human teknologi” tersebut menumbuhkan kepercayaan yang besar dari pelanggan bahwa Nokia memang sangat memperhatikan pelanggannya.
Sementara itu, apa saja yang dilakukan pesaingnya Motorola?
Pada tahun 1994 ketika Motorola mengklaim menguasai 60 persen pasar seluler AS, sebuah teknologi alternatif sebagai pengganti sistem analog mulai dilirik oleh perusahaan penyedia jasa telepon nirkabel. Teknologi yang di kemudian hari dikenal sebagai teknologi GSM mula-mula dinamakan PCS (Personal Communication System). Teknologi analog meneruskan panggilan telepon melalui gelombang suara. Sinyal dapat terganggu, panggilan seringkali gagal, dan sangat mudah bagi penyusup yang tidak berhak untuk mendengarkan percakapan. Sebaliknya, PCS menerjemahkan panggilan-panggilan menjadi sinyal-sinyal digital — sehingga gangguan dapat dihilangkan melalui sebuah program — sementara kode-kode pengaman juga dapat diprogramkan.
 Motorola mengabaikan saran dari perusahaan jasa telepon besar yang menjadi pelanggannya. Mereka mengatakan,”Kami membutuhkan digital, kami membutuhkan digital.” Tetapi Motorola malahan mengeluarkan Star-TAC yang berteknologi analog. Para pemasok mengunjungi Shaumburg, kantor pusat Motorola di negara bagian Illinois, AS selama 1993-1994 tetapi Motorola tidak berbuat apa-apa bahkan sampai pada 1996 ketika mereka telah kehilangan kesempatan pertama teknologi digital.
 Jadi, Motorola sebenarnya memiliki kemampuan untuk membuat telepon digital serta data ekstensif yang memberikan indikasi bahwa pasar meminta sistem digital. Tetapi, Motorola melakukan tindakan “tidak rasional” dengan beranggapan bahwa 43 juta pelanggan mereka tidak mungkin melakukan kesalahan dan yang diperlukan pelanggan adalah telepon analog yang lebih baik dan lebih manis bentuknya. Pada intinya Motorola menolak untuk berubah karena merasa pelanggannya sudah cukup besar.
Kesimpulannya pangsa pasar telepon seluler direbut Nokia dan Ericsson karena Motorola sangat terlambat dengan generasi baru telepon seluler dan terpaku pada sistem analog padahal pasar mulai beralih ke sistem digital. Pesaing bergerak lebih cepat dari Motorola. Ketika Motorola akan meluncurkan telepon seluler yang mampu bekerja pada sistem analog dan digital, tetapi tidak akan siap pada Natal tahun tersebut. Padahal waktu itulah terjadi kebutuhan pasar tertinggi yakni sekitar 40 persen.
Ketika meluncurkan V-series , Motorola sekali lagi mengulangi kesalahan yang dibuat waktu meluncurkan seri Star-TAC. Motorola menjual terlalu mahal yakni US$ 500 dibandingkan rata-rata pesaing US$ 150-US$ 200. Motorola melakukan kesalahan dalam pricing strategy. Mereka salah menilai “price to value” seharusnya mereka melakukan “benchmark”.terlebih dahulu.
Motorola perlu strategi untuk mengembangkan bisnis infrastruktur karena bisnis akhir itu sangat tergantung pada infrastruktur. Sebab itulah yang mengatur panggilan seluler. Di masa depan jaringan seluler akan menggunakan fast routers yang akan mengurangi kesenjangan antara Motorola dan pesaingnya. Tetapi sekali lagi Motorola ketinggalan dari Nortel yang mengambil alih Bay Networks, perusahaan spesialis high capacity routers. Sekali lagi kecepatan sangat penting.
Pelajaran yang dapat dipetik dari kasus NOKIA tersebut adalah bahwa faktor kecepatan dalam pengambilan keputusan sangat diperlukan sekali oleh pemimpin pasar. “Lengah sedikit maka peluang akan diambil pesaing,”.

Sumber :
http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-pengambilan-keputusan_18.html
http://www.noficahyono.com/2016/12/fase-fase-pengambilan-keputusan.htmlhttp://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-macam-dan-5-teknik-pengambil-keputusan-beserta-tujuannya-secara-lengkap/
http://nuugraahaailsa.blogspot.co.id/2012/10/tipe-tipe-pengambilan-keputusan.html
http://willysidharta.blogspot.co.id/2006/12/belajar-perubahan-dari-dua-perusahaan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar